Ela Rahmah Laelasari

Guru Bimbingan dan Konseling di SMP Islam Assyafi'iyah 04 Pondok Gede Bekasi. Berasal dari rangkasbitung, saat ini berdomisili di Jakarta. Untuk lebih dek...

Selengkapnya
Navigasi Web
Gara-gara Lagu Semalam di Malaysia (Bagian 1). Menulis Hari ke-24

Gara-gara Lagu Semalam di Malaysia (Bagian 1). Menulis Hari ke-24

Siapa yang tak kenal dengan lagu Semalam di Malaysia ? . Pada tahun 1980 ketika saya masih Kelas 5 Sekolah Dasar usia sekitar 11 tahun-an, untuk pertamakalinya saya mendengar lagu ini. Lagu ini mendayu-dayu dinyanyikann oleh salah satu vokalis Grup Band Latin Cianjur, Caribba. Vokalis itu (tanpa grup nya) mengikuti Lomba Lagu Solo Tingkat Jawa Barat, yang bertempat di Bogor tepatnya di Wisma Goodyear. Ya, saya ingat ini karena pada tahun yang sama saya dan teman-teman vocal grup EL-KID turut dalam lomba nyanyi ini. Saya dan teman-teman mengikuti jenis lomba vocal grup. Mungkin kalau zaman sekarang disebut dengan Lomba Girl Band.

Lagu karangan Syaiful Bachri, yang dinyanyikan oleh Said Efendy ini merupakan lagu ever green Indonesia terutama bagi usia Lolita (lolos lima puluh tahun) seperti saya. Dengan irama yang mendayu, lagu ini mengisahkan tentang seorang pengembara Indonesia di Malaysia. Ketika pulang dari perantauan ia kehilangan kekasih hatinya yang telah sama-sam berjuang. Ia hampa , kehilangan , dan merasa sebagai pengembara yang hina.

Sebab lagu inilah, saya sering membayangkan Malaysia. Tentang orang-orangnya dan adat istiadatnya yang sebenarnya tidak jauh beda dengan Indonesia. Dihati kecil terbersit angan-angan ingin berkunjung kesana, namun apalalah daya. Kesempatannya memang belum ada. Tahun-tahun berjalan rasa ingin berkunjung itu semakin membara, apalagi ketika sepasang Menara Kembar Petronas berdiri dengan megah dan dinobatkan sebagai Menara Tertinggi di dunia pada tahun 1998-2004. Sebelum dilampaui oleh Burj Kalifa dan Menara Taipe 101.

Angan-angan hanyalah tinggal angan-angan saja. Syarat untuk pergi ke Malaysia seperti ongkos pesawat , penginapan, dan lain-lainnya sama sekali tak terbayang. Namun berketetapan hati bahwa suatu saat saya akan sampai ke Malaysia. Man jadda wajada, man saro wahsola man stabata nabata. Berkat izin Allah akhirnya saya dan 4 orang teman dapat berangkat ke Malaysia.

Setelah tiba di Bandara Internasioanal Kuala Lumpur, tak henti-hentinya mengucap syukur, dalam hati berkata “ akhirnya.. bisa juga sampai kesini”. Decak kagum tak henti-henti setelah melihat kedaan bandara yang begitu luas. Bandara ini didesain oleh seorang arsitek Jepang, Kisho kurokawa, dengan menggunakan konsep Bandar udara di tengah hutan, hutan dalam bandara, yang dikelilingi oleh pohon-pohon penghijauan.

Kami berangkat dari Jakarta ber lima. Tiga orang termasuk saya baru pertamakali bepergian ke luar negeri sedangkan yang 2 orang lagi sudah sering bepergian ke luar negeri. Salah satu teman kami yang paling sering ke luar negeri kami pilih sebagai Tour Leader. Semua tiket dan penginapan dialah yang mengurusnya. Kami ber empat terima beres saja.

(Bersambung)

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post